Jumat, 02 November 2012

Rangkuman Buku "The Miracle of Enzyme"

Dr. Hiromi Shinya dalam bukunya 'The Miracle of Enzyme'

Tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu

kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah
tidak anak-anak lagi, tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti
menyalahi perilaku yang alami seperti itu?

"Itu gara-gara pabrik susu yang terus meng-iklankan produknya", ujar
Prof.
Dr Hiromi Shinya, penulis buku yang sangat laris: 'The Miracle of
Enzyme'
(Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul
yang sama. Padahal, katanya, susu sapi adalah makanan/minuman paling
buruk
untuk manusia. Manusia seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana
anak sapi yang juga hanya minum susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu

manusia, katanya.

Mengapa susu paling jelek untuk manusia? Bahkan, katanya, bisa menjadi
penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga
ketika
masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi

dengan enzim yang diproduksi mulut kita.

Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat.

Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit
sekali
dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan
"enzim induk" yang seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu
mestinya
untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena
enzim
induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu
akan lebih mudah terkena osteoporosis.

Profesor Hiromi tentu tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus
terkemuka
di dunia. Dia-lah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip
dan
tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur 70
tahun.
Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia

sudah memeriksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia
Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika kelahiran Jepang yang
selama
kariernya sebagai dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu.

Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof. Hiromi sekalian melakukan
penelitian.
Yakni, untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan
makan
dan minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang ususnya berantakan
pasti
yang makan atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak
bermutu
itu antara lain susu dan daging.

Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan
makanan/minuman yang "jelek": benjol-benjol, luka-luka, bi-sul-bisul,
bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan
karet
gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang diinginkan
usus.
Sedangkan usus orang yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat
bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.

Karena tugas usus adalah menyerap makanan, tugas itu tidak bisa dia
lakukan
kalau makanan yang masuk tidak memenuhi syarat si usus. Bukan saja
ususnya
kecapean, juga sari makanan yang diserap pun tidak banyak. Akibatnya,
pertumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek,
sel
radikal bebas bermunculan, penyakit timbul, dan kulit cepat menua.
Bahkan,
makanan yang tidak berserat seperti da-ging, bisa menyisakan kotoran
yang
menempel di dinding usus: menjadi tinja stagnan yang kemudian membusuk
dan
menimbulkan penyakit lagi.

Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan.
Dia
hanya menganjurkan makan daging itu cukup 15% dari seluruh makanan yang
masuk ke perut.

Dia mengambil contoh yang sangat menarik, meski di bagian ini saya rasa,

keilmiahannya kurang bisa dipertanggungjawabk an. Misalnya, dia minta
kita
menyadari berapakah jumlah gigi taring kita, yang tugasnya
mengoyak-ngoyak
makanan seperti daging: hanya 15 persen dari seluruh gigi kita. Itu
berarti
bahwa alam hanya menyediakan infrastruktur untuk makan daging 15 persen
dari seluruh makanan yang kita perlukan.

Dia juga menyebut contoh harimau yang hanya makan daging. Larinya memang

kencang, tapi hanya untuk menit-menit awal. Ketika diajak "lomba lari"
oleh
mangsanya, harimau akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda dengan kuda yang

tidak makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat.

Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi mempersoalkan cara makan.
Makanan itu, kata-nya, harus dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, untuk
makanan yang agak keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih
lembut, yang le-bih
penting agar di mulut makanan bisa ber-cam-pur dengan enzim secara
sempurna. Demikian juga kebiasaan minum setelah makan bukanlah kebiasaan

yang baik. Minum itu, tulisnya, se-baiknya setengah jam sebelum makan.
Agar
air sudah sempat diserap usus lebih dulu.

Bagaimana kalau makanannya seret masuk tenggorokan?

Nah, ini dia, ketahuan. Berarti mengunyahnya kurang dari 30 kali! Dia
juga
menganjurkan agar setelah makan sebaiknya jangan tidur sebelum empat
atau
lima jam kemudian. Tidur itu, tulisnya, harus dalam keadaan perut
kosong.
Kalau semua teorinya diterapkan, orang bukan saja lebih sehat, tapi juga

panjang umur, awet muda, dan tidak akan gembrot.

Yang paling mendasar dari teorinya adalah: setiap tubuh manusia sudah
diberi "modal" oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah ter-tentu yang

tersimpan di dalam "lumbung enzim-induk" . Enzim-induk ini setiap hari
dikeluarkan dari "lumbung"-nya untuk diubah menjadi berbagai macam enzim

sesuai keperluan hari itu. Semakin jelek kualitas makanan yang masuk ke
perut, semakin boros menguras lumbung enzim-induk. Mati, menurut dia,
adalah habisnya enzim di lumbung masing-masing.

Maka untuk bisa berumur panjang, awet muda, tidak pernah sakit, dan
langsing haruslah menghemat enzim-induk itu. Bahkan, kalau bisa ditambah

dengan cara selalu makan makanan segar. Ada yang menarik dalam hal
makanan
segar ini. Semua makanan (mentah maupun yang sudah dimasak) yang sudah
lama terkena udara akan mengalami oksidasi. Dia memberi contoh besi yang
kalau
lama dibiarkan di udara terbuka mengalami karatan. Bahan makanan pun
demikian.

Apalagi kalau makanan itu digoreng dengan minyak. Minyaknya sendiri
sudah
persoalan, apalagi kalau minyak itu sudah teroksidasi. Karena itu, kalau

makan makanan yang digoreng saja sudah kurang baik, akan lebih parah
kalau
makanan itu sudah lama dibiarkan di udara terbuka. Minyak yang oksidasi,

katanya, sangat bahaya bagi usus. Maksudnya, mengolah makanan seperti
itu
memerlukan enzim yang banyak.

Apa saja makanan yang direkomendasikan? Sayur, biji-bijian, dan buah.
Jangan terlalu banyak makan makanan yang berprotein. Protein yang
melebihi
keperluan tubuh ternyata tidak bisa disimpan. Protein itu harus dibuang.

Mem-buangnya pun memerlukan kekuatan yang ujung-ujungnya juga berasal
dari
lumbung enzim. Untuk apa makan berlebih kalau untuk mengolah makanan itu

harus menguras enzim dan untuk membuang kelebihannya juga harus menguras

lumbung enzim.

Prof. Hiromi sendiri secara konsekuen menjalani prinsip hidup seperti
itu
dengan sungguh-sungguh. Hasilnya, umurnya sudah 70 ta-hun, tapi belum
pernah sakit. Penampilannya seperti 15 tahun lebih muda. Tentu sesekali
dia
juga makan makanan yang di luar itu. Se-bab, sesekali saja tidak
apa-apa.
Menurunnya kualitas usus terjadi karena makanan "jelek" itu masuk ke
dalamnya secara terus-menerus atau terlalu sering.

Terhadap pasiennya, Prof. Hiromi juga menerapkan "pengobatan" seperti
itu.
Pasien-pa-sien penyakit usus, termasuk kanker usus, banyak dia
selesaikan
dengan "pengobatan" alamiah tersebut. Pasiennya yang sudah gawat dia
minta
mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya sangat memuaskan.

Dokter, katanya, banyak melihat pasien hanya dari satu sisi di bidang
sakitnya itu. Jarang dokter yang mau melihatnya melalui sistem tubuh
secara
keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal, penyebab
pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga dokter-dokter spesialis

lain. Pendidikan dokter spesialislah yang menghancurkan ilmu kedokteran
yang sesungguhnya.

Saya mencoba mengikuti saran buku ini se-bulan terakhir ini. Tapi, baru
bisa 50 persennya. Entah, persentase itu akan bisa naik atau justru
turun
lagi sebulan ke depan.

Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah: orang itu harus
makan
makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya senang. Kalau hatinya
sudah
senang dan pikirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang
bisa
membuat enzim-induk bertambah.

Article lain mengenai Dr. Hiromi Shinya dalam bukunya 'The Miracle of
Enzym':

Tadi pagi saya melihat acara di TV membahas penyakit tumor otak yang
diderita Gugun Gondrong. Dari bincang-bincang tersebut salah seorang
sahabat Gugun Gondrong mengungkapkan bahwa selama ini Gugun Gondrong
tidak pernah mengeluh tentang penyakit kecuali sakit maag yang tidak
lain adalah
penyakit lambung. Selain itu, salah satu narasumber yang hadir pada
acara
tersebut menyatakan bahwa faktor makanan tidak ada kaitannya dengan
kejadian tumor otak tersebut. Kalau saya mendengar pernyataan ini 1
minggu
yang lalu mungkin saya tidak terlalu tertarik untuk mengomentarinya.
Tapi
karena saya baru saja menyelesaikan membaca buku 'The Mircle of
Enzym'-nya
Hiromi Shinya, saya jadi tergelitik untuk memberi komentar. Bukan
masalah
Gugun Gondrong yang akan saya bahas (kalau musibah tersebut saya ikut
berdoa semoga Allah segera memberi kesembuhan dan ia dapat sehat serta
beraktifitas seperti sediakala) melainkan pernyataan makanan, sakit maag

dan tumor otak yang menarik perhatian saya.

Dalam buku tersebut dikatakan bahwa makanan dan keadaan saluran
pencernaan
(antara lain lambung dan usus) berhubungan dengan timbulnya tumor entah
jinak atau ganas, dan lebih jauh lagi dapat berhubungan dengan semua
penyakit baik yang sudah muncul mau pun yang masih dorman (belum
muncul).
Bagaimana hal tersebut dapat diterangkan?

Hiromi memaparkan bahwa seluruh tubuh dan fungsinya yang tak terhitung
banyaknya dapat dipahami dengan sebuah kata kunci, yaitu enzim. Makhluk
hidup, entah manusia, hewan atau tumbuhan sekalipun tak akan dapat
bertahan
tanpa adanya enzim. Lebih dari 5.000 jenis enzim vital diciptakan dalam
sel-sel tubuh kita dan kita juga memproduksi enzim dengan menggunakan
enzim
yang terdapat di dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi
sehari-hari.
Bila kita kekurangan enzim tertentu atau yang lebih parah kehabisan
enzim
tertentu maka timbullah penyakit.

Sehingga secara umum, bila ingin menjaga kesehatan agar tidak terkena
penyakit maka kita perlu memperhatikan apa, kapan dan bagaimana makanan
dan minuman kita. Dan karena makanan dan minuman dapat "digunakan" oleh
sel-sel tubuh kita setelah melewati organ pencernaan, maka penting
sekali menjaga
agar lambung dan usus kita selalu sehat (dari pengalamannya sebagai ahli

endoskopi gastrointestinal, ia memperlajari bahwa bila sistem pencernaan

seseorang bersih maka orang tersebut dapat melawan penyakit jenis apa
pun
dengan mudah, sebaliknya bila sistem pencernaan seseorang tidak bersih,
orang tersebut rentan menderita suatu penyakit)

Untuk singkatnya ada beberapa faktor yang harus dilakukan (atau
dihindari)
untuk menjaga agar karakteristik lambung dan usus tetap baik yang oleh
Dr.
Shinya disebut 7 kunci untuk hidup sehat :

1. Menu makanan yang baik, yaitu terdiri dari:
a. 85-90% makanan nabati berupa biji-bijian, sayuran dan buah-buahan
(yang
paling baik adalah yang ditanam secara organik, karena bahan kimia hanya

memboroskan "energi dan enzim" yang sebenarnya bisa dipakai untuk
keperluan
lain tubuh kita).

b. Sekitar 10-15% berupa protein, sumber paling baik adalah ikan kecil
(karena ikan besar mengandung merkuri) dan konsumsi daging sapi atau
domba harus dibatasi atau dihindari.

c. Makanan dan bahan yang harus dihindari/dibatasi : teh hijau jepang,
teh cina, kopi, makanan yang manis dan gula, nikotin, alkohol, cokelat,
lemak dan minyak, garam meja biasa (gunakan garam laut yang mengandung
mineral).

d. Cara makan yang baik adalah berhenti makan 4-5 jam sebelum tidur,
mengunyah setiap suap 30-50 kali, makan buah atau minum jus 30-60 menit
sebelum waktu makan dan konsumsilah lebih banyak makanan mentah atau
dikukus sebentar ( menggoreng sangat tidak dianjurkan);

2. Mengkonsumsi air yang baik, yaitu air yang memiliki kekuatan reduksi
yang
besar, yang belum terpolusi oleh zat-zat kimia:

a. Orang dewasa sebaiknya minum 6-10 gelas setiap hari,

b. Minum 1-3 gelas air setelah bangun tidur pagi hari,

c. Minum 2-3 gelas air sekitar 1 jam sebelum setiap waktu makan.

3. Pembuangan yang teratur (jangan gunakan obat pencahar).

4. Olah raga secukupnya (olah raga berlebihan justru akan menghasilkan
sejumlah radikal bebas yang besar).

5. Istirahat yang cukup:

a. Pergi tidur pada waktu yang sama setiap malam dan dapatkan tidur 6-8
jam tanpa terputus;

b. Lakukan tidur singkat setelah makan siang (sekitar 30 menit)

6. Pernapasan dan meditasi:

a. Bermeditasi,

b. Berpikiran positif,

c. Kenakan pakaian longgar yang tidak menyesakkan napas.

7. Kebahagiaan dan cinta:

a. Kebahagiaan dan cinta akan meningkatkan faktor enzim tubuh, terkadang
bagai keajaiban,

b. Luangkan waktu untuk sikap menghargai,

c. Hidup penuh semangat dan hadapi hidup, pekerjaan dan orang-orang yang
Anda cintai dengan sepenuh hati.

Saya sangat sependapat dengan Hiromi, dan menurut saya ada satu hal yang

sangat penting yang perlu ditambahkan untuk mendapatkan kesehatan yang
utuh
lahir dan batin, yaitu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dengan
berusaha
mematuhi segala perintah-Nya dan berusaha menjauhi segala larangan-Nya.
Memang, menjaga kesehatan cukup sulit, butuh pengorbanan dan terkadang
cukup mahal harganya. Tetapi bila kita sakit, tidak saja lebih mahal
harganya, melainkan juga lebih terasa sulitnya.



ngopi dari milis ini: http://groups.yahoo.com/group/FIS-UI76_GROUP/message/7220

Senin, 14 November 2011

Suami Limited Edition :,)

Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini.

Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!!

Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak.

Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.

Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari…saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya– karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing– Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu ‘agar semua anaknya dapat berhasil’.

Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata:

“Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu.” Sambil air mata si sulung berlinang.

“Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”. Si Sulung melanjutkan permohonannya.

”Anak-anakku…Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian….*sejenak kerongkongannya tersekat*… kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini ?? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit.” Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya

Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu……

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa….disaat itulah meledak tangisnya dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.

Disitulah Pak Suyatno bercerita : “Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu..Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…” Sambil menangis

” Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya hanya dapat bercerita kepada Allah di atas sajadah..dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya…”BAHWA CINTA SAYA KEPADA ISTRI, SAYA SERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH”.

Dear my friends, that’s a true story from someone who taugh me about the important of investment three years ago. I wish i could be someone like him…to give all attention to family..i believe family is our precious thing..more than money or gold.

baca dari adriannugraha

Selasa, 28 Desember 2010

Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta

Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah sejenak. Lihatlah istri Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda. Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya tak  menemukan kesempatan untuk istirah barang sekejap, Kalau saja tak ada air
wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari, barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lagi.

Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat Anda sudah bisa  merasakan betapa segar udara pagi, Tubuh letih istri Anda barangkali belum benar benar menemukan kesegarannya. Sementara anak-anak  sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta  membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baru berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri Anda pula yang harus mencucinya.

Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan tenang dia? Masihkah Anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng sementara di saat yang sama Anda menuntut dia untuk nenjadi istri yang penuh perhatian, santun dalam bicara, lulus dalam memilih kata serta tulus dalam menjalani tugasnya sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya.

Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu saja saya tidak tengah mengajak Anda membiarkan istri kita membentak anak-anak dengan mata rnembelalak. Tidak. Saya hanya ingin mengajak Anda melihat bahwa tatkala  tubuhnya amat letih, sementara kita tak pernah menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia tidak sabar.

begitu pula, manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan untuk tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita rnenjerit karena cubitannva yanq bikin sakit.

Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja secara kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi istri shalihah  tetaplah manusia yang membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh diakui, meski tak pernah meminta kepada Anda.

Sementara, gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, butuh telinga yang mau mendengar. Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya berupa kesediaan  untuk mendengar, atau ia tak pernah Anda akui keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan siapa-siapa kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak. Jangankan istri kita yang suaminya tidak terlalu istimewa, istri  Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh ledakan, meski yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi Saw. tak mau mendengar  melainkan semata karena dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi Saw. hanya diam  menghadapi 'Aisyah yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang dipecahkan.

Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita.

Ketika kita menginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam mengasuh, maka bukan  hanya nasehat yang perlu kita berikan. Ada yang lain. Ada kehangatan yang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi beku, dalam menghadapi anak-anak setiap hari, Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan  agar anak-anak itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih-sayang.

Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar ia masih tetap  memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita. sepenat apa pun ia.

Ada lagi yang lain: pengakuan. Meski ia tidak pernah menuntut, tetapi mestikah kita menunggu sampai  mukanya berkerut-kerut.

Karenanya, marilah kita kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika perjalanan waktu telah melewati tengah malam, pandanglah istri Anda yang terbaring letih itu. lalu pikirkankah sejenak, tak adakah yang bisa kita lakukan sekedar Untuk  menqucap terima kasih atau menyatakan sayang?

Bisa dengan kata yang berbunga-bunga, bisa tanpa kata. Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya. Tubuh yang letih itu, alangkah bersemangatnya jika  di saat bangun nanti ada secangkir minuman hangat yang diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta. Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka, "Ada secangkir minuman hangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?"

Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Mungkin sekedar membantunya menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin juga dengan tindakan-tindakan lain, asal tak salah niat kita. Kalau kita terlibat dengan  pekerjaan di dapur, rnemandikan anak, atau menyuapi si mungil sebelum mengantarkannya ke TK, itu bukan karena gender-friendly; tetapi semata karena mencari ridha Allah. Sebab selain niat ikhlas karena Allah, tak ada artinya apa yang kila lakukan.

Kita tidak akan mendapati amal-amal kita saat berjumpa dengan Allah di yaumil-kiyamah.

Alaakullihal, apa yang ingin Anda lakukan, terserah Anda. Yang jelas, ada pengakuan untuknya, baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan yang  menunjukkan bahwa dialah yang terkasih. Semoga dengan kerelaan kita untuk menyatakan terima-kasih, tak ada airmata duka yang menetes dari kedua kelopaknya. Semoga dengan kesediaan kita untuk membuka telinga baginya, tak  ada lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karena merasa tak didengar. Dan semoga pula dengan perhatian yang kita berikan kepadanya, kelak istri kita akan berkata tentang kita sebagaimana Bunda 'Aisyah radhiyallahu anha berucap tentang suaminya, Rasulullah Saw., "Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku."

Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak untuk meneruskan istirahnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa mengusik tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut untuknya.

Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang dan cinta yang tak lekang oleh perubahan, Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, sebab tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia.

Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu.

Marilah kita ingat kembali ketika Rasulullah Saw. berpesan tentang istri kita. "Wahai manusia, sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah,"kata Rasulullah Saw. melanjutkan, 'kalian mengambil wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan kitab Allah.Takutlah kepada Allah dalam mengurus istri kalian. Aku wasiatkan atas kalian untuk selalu berbuat baik. "

Kita telah mengambil istri kita sebagai amanah dari Allah. Kelak kita harus melaporkan kepadaAllah Taala bagairnana kita menunaikan amanah dari-Nya kah kita mengabaikannya sehingga gurat-gurat an dengan cepat rnenggerogoti wajahnya, jauh awal dari usia yang sebenarnya? Ataukah, kita sempat tercatat selalu berbuat baik untuk isti Saya tidak tahu. Sebagaimana saya juga tidak tahu apakah sebagai suami Saya sudah cukup baik jangan-jangan tidak ada  sedikit pun kebaikan di mata istri. Saya hanya berharap istri saya benar-banar memaafkan kekurangan saya sebagai suami. indahya, semoga ada kerelaan untuk menerima apa adanya.

Hanya inilah ungkapan sederhana yang kutuliskan untuknya. Semoga Anda bisa menerima ungkapan yang lebih agung untuk istri Anda.


M. Fauzil Adzim


ngutip dari: bicara-pernikahan

Rabu, 01 Desember 2010

paradoks

Betapa besarnya nilai wang kertas bernilai 10.000 apabila dibawa ke masjid
untuk disedekahkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!
 Betapa lamanya melayani Allah selama lima belas menit namun
betapa singkatnya kalau kita melihat film.
betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun
betapa mudahnya kalau mengata atau mengumpat
tanpa harus berfikir panjang-panjang.
Betapa asyiknya apabila pertandingan bola dipanjangkan waktunya namun
kita mengeluh ketika khutbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.
Betapa sulitnya untuk membaca satu helai Al-qur'an tapi
betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel atau majalah yang laris.
Betapa beria-ia orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun
lebih senang berada di saf paling belakang ketika berada di Masjid
Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu berahi semata, namun
alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.
Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk solat 5 waktu; namun
betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada
saat terakhir untuk event yang menyenangkan.
Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam al qur'an; namun
betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.
Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh surat khabar namun
betapa kita meragui apa yang dikatakan oleh Kitab Suci Al-Quran.
Betapa Takutnya kita apabila dipanggil Boss dan cepat-cepat menghadapnya namun
betapa kita berani dan lamanya untuk menghadapNya saat kumandang azan bergema.
Betapa setiap orang ingin masuk syurga seandainya tidak perlu untuk percaya atau
 berfikir,atau mengatakan apa-apa,atau berbuat apa-apa.

KALAU PEREMPUAN TAK TAHU MEMASAK...SALAH KE? TAPI MACAM MANA KALAU LELAKI TAK BOLEH JADI IMAM???

Kalau perempuan tidak boleh memasak, dikutuk dan disuruh belajar. Kalau lelaki tak boleh jadi imam kita kata okay saja.

Jangan diperbesarkan nanti mereka terasa hati.

"Apalah perempuan, tak pandai masak siapa nak kahwin dengan awak!" Begitulah kata rakan sejawat lelaki pada seorang anak dara, juga rakan sejawat kami.

Maka jawaplah si gadis ayu itu yang dia tidak sempat belajar memasak sebab dari kecil tidak digalakkan keluarga sebaliknya di suruh menumpukan perhatian pada pelajaran saja.

Setelah tinggal di asrama, peluang pulang ke rumah terhad dan tidak sempat turun ke dapur membantu ibunya.

''Habis sekarang kenapa tidak belajar?" Tanya sang lelaki lagi dengan penuh semangat.

''Sedang belajarlah ni tetapi selain sibuk dengan kerjaya saya juga sibuk belajar agama, jadi belajar memasak tetap tidak diutamakan!" Begitu jawab si gadis yang membuatkan lelaki tadi menggeleng-geleng kepala.

Baginya tidak sempurna seorang wanita jika tidak tahu memasak. Wanita sepatutnya buat begitu juga.

Syarat utama menjadi suami mesti boleh menjadi imam.

Walau ada yang kata, jika itu syaratnya bermakna makin ramai wanita yang hidup bujang seumur hidup.

Lelaki meletakkan kebolehan wanita di dapur sebagai perkara utama dan ungkapan hendak memikat suami, perlu pikat seleranya sering diguna pakai.

Tidak kiralah jika wanita itu berpelajaran atau berjawatan tinggi dan penyumbang utama kewangan dalam rumahtangganya.

Sekarang bukan asing lagi gaji isteri lebih tinggi daripada suami.

Namun kedudukan suami sebagai raja tidak pernah dilupa walau dia tidak mengambil inisiatif mempelajari ilmu menjadi imam.

Ilmu bermain video game di komputer mereka rasa lebih perlu.

Kalau tidak tahu memasak disuruh belajar dan sesudah belajar perlu handal.

Jika handal bukan setakat masak untuk keluarga sendiri, kalau boleh perlu boleh memasak untuk tiga pasukan bola. Begitulah standard yang telah ditetapkan.

Bolehkah kita meletakkan undang-undang itu kepada lelaki juga? Kalau tidak pandai jadi imam, belajarlah.

Mula-mula jadi imam kepada keluarga sendiri, sudah terror boleh mengimam satu taman perumahan juga.

"Sibuk suruh kita handal memasak, mereka tu bolehkah jadi imam?" Dengus teman wanita yang lain.

Betul juga ya? Berapa kerat lelaki yang menjadikan sembahyang jemaah di rumah bersama anak isteri sebagai agenda utama, selain keperluan memenuhi pelbagai seleranya?

Maka bertanyalah wanita kini kepada beberapa lelaki tentang kebolehan yang satu ini.

Ternyata ramai yang menjawab tidak confident menjadi imam sebab takut bacaan al-Fatihah tidak sempurna, salah tajwid atau pun dia merasakan isterinya lebih handal.

Ada yang kata lebih elok dia dan isteri sembahyang sendiri-sendiri.

Ada juga menjawab, rasa kelakar pula apabila dirinya yang rugged menjadi imam.

Isu ini sepatutnya kita beratkan sepertimana masyarakat memberatkan wanita perlu pandai memasak jika mahu bersuami.

Lelaki juga harus boleh menjadi imam supaya kewibawaan mereka sebagai ketua keluarga tidak goyah atau menjadi mangsa 'queen control'.

Kalau tidak pandai, belajarlah sekarang. Jika wanita disuruh belajar, apa salahnya lelaki!


by Siti Zainab

Your Life Your Choice



Noticed my heart...
when now..i really not in to my prayers
do pray as just face a debt collector, in hurry and not mean it at all
dont say shalah sunnah, even the five is sometimes not on time or leave it...
Astaghfirullah..
life is so short..
and shalat is the first ibadah we'll be asked by God...
in fact, essence of shalat is for our needed, not Allah needed...
so...
if I could spend more time to eating or hanging out or working or etcetera 
why dont I give more time to my relationship with ALLAH swt
May Allah GUIDE US to the right path ameen.

MUST SEE this video, dear..
(wt a great advertising idea that I never seen..)


from this link: http://www.youtube.com/watch?v=y48M1TbMe2s

Selasa, 30 November 2010

Mencintaimu apa adanya

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Disaat kamu ingin melepaskan seseorang..ingatlah pada saat kamu ingin mendapatkannya
Disaat kamu mulai tidak mencintainya…ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta padanya
Disaat kamu mulai bosan dengannya…ingatlah selalu saat terindah bersamanya
Disaat kamu ingin menduakannya…bayangkan jika dia selalu setia
Saat kamu ingin membohonginya…ingatlah disaat dia jujur padamu
Maka kamu akan merasakan arti dia untukmu
Jangan sampai disaat dia sudah tidak disisimu,
Kamu baru menyadari semua arti dirinya untukmu
Yang indah hanya sementara
Yang abadi adalah kenangan
Yang ikhlas hanya dari hati
Yang tulus hanya dari sanubari
Tidak mudah mencari yang hilang
Tidak mudah mengejar impian
Namun yg lebih susah mempertahankan yg ada
Karena walaupun tergenggam bisa terlepas juga.


Ingatlah pada pepatah,
“Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini”
Belajar menerima apa adanya dan berpikir positif….
Hidup bagaikan mimpi, seindah apapun, begitu bangun semuanya sirna tak berbekas
Rumah mewah bagai istana, harta benda yang tak terhitung, kedudukan, dan jabatan yg luar biasa, namun…
Ketika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun tak bisa dibawa pergi
Sehelai benang pun tak bisa dimiliki
Apalagi yang mau diperebutkan
Apalagi yang mau disombongkan
Maka jalanilah hidup ini dengan keinsafan nurani
Jangan terlalu perhitungan
Janga hanya mau menang sendiri
Jangan suka sakiti sesama apalagi terhadap mereka yang berjasa bagi kita
Belajarlah tiada hari tanpa kasih
Selalu berlapang dada dan mengalah Hidup ceria, bebas leluasa…
Tak ada yang tak bisa di ikhlaskan….
Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan .
Tak ada dendam yang tak bisa terhapus…

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

mungut dari: sini